Mahasiswa KKN Undip melaksanakan program edukasi mengenai penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kepada ibu-ibu PKK.
KARANGANYAR – Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang keamanan pangan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) melaksanakan program edukasi mengenai penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kepada ibu-ibu PKK di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (04/08/24) dan bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih dan menggunakan BTP yang aman dalam pengolahan makanan sehari-hari.
Edukasi ini dilaksanakan oleh Nur Lintang Permata, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP. Bertempat di RT 03 Dusun Klolokan, acara ini dimulai dengan pemaparan mengenai berbagai jenis BTP, seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Lintang menjelaskan fungsi masing-masing bahan serta potensi dampak negatif jika digunakan secara tidak tepat atau berlebihan. Materi ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga ibu-ibu rumah tangga dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dalam praktik sehari-hari.
Para peserta juga menerima leaflet berjudul “Yuk, Kenali BTP dalam Makanan-mu” yang berisi informasi penting mengenai jenis-jenis BTP dan contohnya, dampak negatif BTP jika digunakan berlebihan, bahan berbahaya yang harus dihindari, serta tips dan trik dalam memilih dan menggunakan BTP yang aman. Leaflet ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis yang bisa diingat dan diterapkan oleh para ibu-ibu di rumah.
Dalam sesi interaktif, peserta diajak berdiskusi tentang produk-produk yang biasa mereka gunakan di dapur dan cara membaca label kemasan untuk mengetahui kandungan BTP. Nur Lintang Permata juga memberikan contoh praktis tentang bagaimana memilih BTP yang sesuai dengan standar keamanan pangan.
Bu Purwi, selaku Ibu Sekretaris Desa Pulosari memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. “Pendidikan mengenai BTP ini sangat penting, karena kurangnya pengetahuan tentang BTP. Dengan pemahaman yang lebih baik, ibu-ibu bisa menghindari bahan-bahan yang berpotensi berbahaya dan membuat keputusan yang lebih baik dalam pengolahan makanan di rumah,” kata Bu Purwi yang juga merupakan pemilik UMKM aneka kue.
Para ibu-ibu PKK tampak antusias mengikuti kegiatan ini dan banyak yang mengajukan pertanyaan seputar BTP dan penggunaannya. Nur Lintang juga menjelaskan mengenai bahan bukan BTP yang berbahaya, seperti boraks dan formalin. Bu Rini, salah satu peserta mengungkapkan, “Informasi ini berguna sekali. Kami yang tadinya tidak tahu misalnya seperti ciri-ciri bakso mengandung boraks itu seperti apa, sekarang jadi lebih tahu mengenai hal itu dan bagaimana cara memilih bahan yang aman untuk keluarga.”
Dengan edukasi ini, diharapkan masyarakat Desa Pulosari dapat lebih sadar dan cerdas dalam memilih bahan pangan, serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan keamanan konsumsi makanan di rumah atau luar maupun untuk dijadikan produk komersial.
Editor: Anggi Putri
Edukasi ini dilaksanakan oleh Nur Lintang Permata, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP. Bertempat di RT 03 Dusun Klolokan, acara ini dimulai dengan pemaparan mengenai berbagai jenis BTP, seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Lintang menjelaskan fungsi masing-masing bahan serta potensi dampak negatif jika digunakan secara tidak tepat atau berlebihan. Materi ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga ibu-ibu rumah tangga dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dalam praktik sehari-hari.
Para peserta juga menerima leaflet berjudul “Yuk, Kenali BTP dalam Makanan-mu” yang berisi informasi penting mengenai jenis-jenis BTP dan contohnya, dampak negatif BTP jika digunakan berlebihan, bahan berbahaya yang harus dihindari, serta tips dan trik dalam memilih dan menggunakan BTP yang aman. Leaflet ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis yang bisa diingat dan diterapkan oleh para ibu-ibu di rumah.
Dalam sesi interaktif, peserta diajak berdiskusi tentang produk-produk yang biasa mereka gunakan di dapur dan cara membaca label kemasan untuk mengetahui kandungan BTP. Nur Lintang Permata juga memberikan contoh praktis tentang bagaimana memilih BTP yang sesuai dengan standar keamanan pangan.
Bu Purwi, selaku Ibu Sekretaris Desa Pulosari memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. “Pendidikan mengenai BTP ini sangat penting, karena kurangnya pengetahuan tentang BTP. Dengan pemahaman yang lebih baik, ibu-ibu bisa menghindari bahan-bahan yang berpotensi berbahaya dan membuat keputusan yang lebih baik dalam pengolahan makanan di rumah,” kata Bu Purwi yang juga merupakan pemilik UMKM aneka kue.
Para ibu-ibu PKK tampak antusias mengikuti kegiatan ini dan banyak yang mengajukan pertanyaan seputar BTP dan penggunaannya. Nur Lintang juga menjelaskan mengenai bahan bukan BTP yang berbahaya, seperti boraks dan formalin. Bu Rini, salah satu peserta mengungkapkan, “Informasi ini berguna sekali. Kami yang tadinya tidak tahu misalnya seperti ciri-ciri bakso mengandung boraks itu seperti apa, sekarang jadi lebih tahu mengenai hal itu dan bagaimana cara memilih bahan yang aman untuk keluarga.”
Dengan edukasi ini, diharapkan masyarakat Desa Pulosari dapat lebih sadar dan cerdas dalam memilih bahan pangan, serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan keamanan konsumsi makanan di rumah atau luar maupun untuk dijadikan produk komersial.
Editor: Anggi Putri